5 Tarian Daerah Nusa Tenggara Timur
Tarian Daerah Nusa Tenggara Timur - Nusa Tenggara Timur (NTB)
adalah merupakan salah satu provinsi Indonesia yang terletak disebelah
tenggara Indonesia. Terdiri dari bebrapa pulau antara lain Flores, Pulau
Sumba, Pulau Timor, Pulau Rote dan Pulau Komodo. Ibukota provinsi NTB
adalah Kupang yang terletak di bagian barat pulau Timor. Daerahnya yang
merupakan kepulauan serta penduduknya yang terdiri dari beragam suku
membuat provinsi ini kaya akan kebudayaan khususnya dibidang tari
tradisional atau tarian daerah.
Kita akan bisa menemukan banyak ragam tarian daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) ini. Sebut saja Tari Bidu, Tari Cerana, Tari Kebalai, Tari Likurai, Tari Hopong, Tari Padoa, Kadingangu, Kataga, Hedung, Dolo, Tari Lili, Attanua, Wenggu, dan Tari Toda Gu. Namun, kali ini, tradisikita akan mengenalkan 5 tarian daerah Nusa Tenggara Timur. Untuk tarian lainnya akan kita bahas pada artikel yang akan datang.
Dan berikut ini adalah 5 tari daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) :
Tari Hopong adalah merupakan salah satu ritual adat yang ada di masyarakat Helong yang bermukim di Pulau Timor dan Pulau Semao Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Upacara Hopong adalah merupakan ritual yang dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih kepada Tuhan dan Nenek Moyang.
Upacara dan tarian Hopong ini dilakukan pada masa panen di sebuah rumah yang telah ditentukan bersama dengan dihadiri oleh para tetua adat serta lapisan masyarakat Helong. Tarian Hopong menggambarkan kehidupan bersama, nilai religius dan gotong royong masyarakat Helong.
Tarian Hopong diiringi dengan musik tradisional yang dimainkan dari gendang, tambur dan gong.
Kita akan bisa menemukan banyak ragam tarian daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) ini. Sebut saja Tari Bidu, Tari Cerana, Tari Kebalai, Tari Likurai, Tari Hopong, Tari Padoa, Kadingangu, Kataga, Hedung, Dolo, Tari Lili, Attanua, Wenggu, dan Tari Toda Gu. Namun, kali ini, tradisikita akan mengenalkan 5 tarian daerah Nusa Tenggara Timur. Untuk tarian lainnya akan kita bahas pada artikel yang akan datang.
Dan berikut ini adalah 5 tari daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) :
1. Tarian Daerah Nusa Tenggara Timur - Tari Hopong
Tari Hopong adalah merupakan salah satu ritual adat yang ada di masyarakat Helong yang bermukim di Pulau Timor dan Pulau Semao Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Upacara Hopong adalah merupakan ritual yang dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih kepada Tuhan dan Nenek Moyang.
Upacara dan tarian Hopong ini dilakukan pada masa panen di sebuah rumah yang telah ditentukan bersama dengan dihadiri oleh para tetua adat serta lapisan masyarakat Helong. Tarian Hopong menggambarkan kehidupan bersama, nilai religius dan gotong royong masyarakat Helong.
Tarian Hopong diiringi dengan musik tradisional yang dimainkan dari gendang, tambur dan gong.
2. Tarian Daerah Nusa Tenggara Timur - Tari Kataga
Tari Kataga adalah tarian khas Kabupaten Sumba Barat, Nusa
Tenggara Timur (NTT) yang bernuansa peperangan. Tari Kataga adalah
tarian perang dari Kabupaten Sumba Barat, NTT, yang dilakukan oleh
sejumlah penari pria dengan mengenakan kostum / pakaian tradisional khas NTT dilengkapi dengan senjata tradisional berupa pedang dan perisai.
Tarian Kataga biasanya ditampilkan diberbagai acara adat, penyambutan
tamu maupun pertunjukan budaya yang diadakan oleh pemerintah NTT maupun
masyarakat.
Tari Kataga ini dimainkan oleh 8 orang atau lebih
penari pria dengan kostum adat khas Sumba dan dilengkapi senjata seperti pedang
dan perisai. Dalam pertunjukannya para penari dibagi menjadi dua
kelompok yang menggambarkan dua kubu yang saling berperang. Dengan diiringi
oleh iringan musik yang cepat, para penari menari sambil meneriakan suara yang
khas sehingga membuat suasana pertunjukan semakin meriah.
Gerakan tarian ini biasanya didominasi dengan gerakan
mengayunkan pedang dan gerakan kaki yang meloncat-loncat diikuti dengan gerakan
badan seperti mengindari serangan. Selain itu juga diselingi dengan gerakan
menepukan perisai pada saat formasi berbaris.
Dalam pertunjukan Tari Kataga biasanya hanya diiringi oleh
beberapa alat musik gong yang dimainkan dengan irama cepat. Selain itu suara
teriakan para penari, tepukan perisai dan suara gemrincing dari lonceng kecil
yang dipasang dibadan penari, juga diatur serta diselaraskan dengan musik
pengiring sehingga menghasilkan perpaduan suara yang sangat khas.
3. Tarian Daerah Nusa Tenggara Timur - Tari Dolo
Dolo adalah termasuk dalam kategori tari pergaulan yang berkembang dan populer di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tari Dolo dikategorikan sebagai tarian massal yang dapat diikuti oleh massa rakyat dari semua kalangan. Namun dolo sangat menonjol bagi muda – mudi sebagai arena perjumpaan untuk membangun persahabatan, termasuk untuk menemukan jodoh dan menjalin cinta dua sejoli.
Kata dolo yang kita kenal
selama ini, bermula dari kata dola,
yakni paduan nada do dan nada la dalam sistem solmisasi sebagai
standar bunyi atau nada awal untuk menyampaikan syair/pantun. Spontan muncul
seorang pelaku melantunkan nada awal ini, dan disambut pelaku – pelaku lainnya
dengan nada ini dijadikan pegangan/standar dalam refrein dan berbalas pantun.
Dolo menampilkan syair/pantun, lagu, dan gerak. Syair sangat beragam
sesuai keberagaman pengalaman hidup. Lagu dan gerak dalam dolo sangat
bersahaja. Lagunya singkat yang dinyanyikan berulang – ulang, interval nadanya
tidak jauh berbeda. Formasi yang tunggal dengan membentuk lingkaran. Geraknya
tidak banyak bervariasi : gerak kaki maju, mundur, ke kiri, ke kanan dua kali
untuk setiapnya melakukan gerak sentak yang cepat dalam irama yang lambat.
Kelingking berkait digerakkan ke belakang, diangkat ke atas dan turun ke depan,
kembali lagi ke belakang secara berulang.
Dolo sebagai kesenian rakyat penciptanya anonim dan dikatakan sebagai
milik masyarakat pendukungnya. Sebagai karya seni, hakekatnya menyenangkan dan
menggembirakan (nikmat) dan berguna (ada nilai dan pesan). Orang senang bermain
dolo (atau sekedar menonton) karena ada keramaian di tengah kesunyian alam
desa, ada kebersamaan dalam kesendirian dan kesepian, ada pentas seni yang
menampilkan keindahan. Orang senang bermain dolo (atau sekedar hadir di arena
pentas) karena ada pesan yang dikemas lewat syair dan ada nilai di balik seluruh
situasi seperti kebersamaan, persaudaraan dan kekeluargaan.
Bagi kaum muda tentu lebih menyenangkan dan bermanfaat. Bisa bersama
kekasih melewati lorong kampung yang sempit di keremangan terang bulan, bisa
bertemu jodoh ketika berbalas pantun yang bukan sekedar basa – basi.
4. Tarian Daerah Nusa Tenggara Timur - Tari Bidu Hodi Hakdaur
Tari Bidu adalah merupakan tari tradisional yang dikembangkan dari
tarian Likurai dari Etnis Belu Nusa Tenggara Timur. Tari Bidu ini
dilakonkan oleh sejumlah laki-laki dan perempuan pilihan dengan
mengenakan pakaian adat lengkap dengan aksesorisnya. Tarian Bidu
biasanya dipersembahkan dalam rangka menyambut tamu kehormatan, hiburan
pada perayaan pesta perkawinan dan pada acara ritual adat lainnya.
merupakan salah satu tarian pergaulan (social dance) yang mengembangkan unsur tradisional dalam kemasan yang kreatif dan inovatif. Tarian diawali dengan para laki-laki yang gagah menarikan gerakan kaki dengan lincah, kokoh dan khas, sambil memainkan atau menyuarakan bunyi giring-giring mengikuti irama gendang yang ditabu oleh pengiring. Setelah itu datanglah sejumlah penari perempuan dengan berlenggak-lenggok menawan sambil memainkan dengan lincah jari-jemari tangan memukul gendang atau alat pukul Bibiliku (tambur), yang dililit disamping kiri, sambil terus meliuk-liukkan tubuhnya dengan semangat yang riang gembira. Juga terdapat kareografi berpasangan dan secara berkelompok membentuk lingkaran. Tarian ini terus menampilkan gerakan-gerakan yang penuh semangat yang ditampilkan secara enerjik seperti kelihaian memainkan parang dalam tarian.
Tarian ini diiringi oleh ritmik musik hasil perpaduan alat musik tradisional NTT antara lain berupa pukulan gendang, gong, tambur dan tiupan recorder serta syair bahasa adat yang sarat akan makna spirit perjuangan serta terakan pekik yang nyaring bersahut-sahutan menandakan kemenangan. Nyanyian lagu daerah diselingi dalam tarian ini, yaitu lagu daerah rakyat Belu, Loro Malirin dengan lirik: Oras loro malirin, teu tanis lakateu tanis, tanis na'ak nian ina, ro sina sa'e ro sina. Taka sela ba kuda, lun turu bete lun turu, bete keta lun turu, mai kikar ba mai kikar. Tarian yang dinamis ini, memperlihatkan laki-laki dan perempuan dengan balutan busana tenun ikat Suku Belu dan perangkat aksesoris lainnya, seperti adanya tais (tas tradisional) dan kelewang (parang tradisonal) yang dikenakan para penari membuat tarian menampilkan kekayaan budaya etnik NTT yang eksotik.
merupakan salah satu tarian pergaulan (social dance) yang mengembangkan unsur tradisional dalam kemasan yang kreatif dan inovatif. Tarian diawali dengan para laki-laki yang gagah menarikan gerakan kaki dengan lincah, kokoh dan khas, sambil memainkan atau menyuarakan bunyi giring-giring mengikuti irama gendang yang ditabu oleh pengiring. Setelah itu datanglah sejumlah penari perempuan dengan berlenggak-lenggok menawan sambil memainkan dengan lincah jari-jemari tangan memukul gendang atau alat pukul Bibiliku (tambur), yang dililit disamping kiri, sambil terus meliuk-liukkan tubuhnya dengan semangat yang riang gembira. Juga terdapat kareografi berpasangan dan secara berkelompok membentuk lingkaran. Tarian ini terus menampilkan gerakan-gerakan yang penuh semangat yang ditampilkan secara enerjik seperti kelihaian memainkan parang dalam tarian.
Tarian ini diiringi oleh ritmik musik hasil perpaduan alat musik tradisional NTT antara lain berupa pukulan gendang, gong, tambur dan tiupan recorder serta syair bahasa adat yang sarat akan makna spirit perjuangan serta terakan pekik yang nyaring bersahut-sahutan menandakan kemenangan. Nyanyian lagu daerah diselingi dalam tarian ini, yaitu lagu daerah rakyat Belu, Loro Malirin dengan lirik: Oras loro malirin, teu tanis lakateu tanis, tanis na'ak nian ina, ro sina sa'e ro sina. Taka sela ba kuda, lun turu bete lun turu, bete keta lun turu, mai kikar ba mai kikar. Tarian yang dinamis ini, memperlihatkan laki-laki dan perempuan dengan balutan busana tenun ikat Suku Belu dan perangkat aksesoris lainnya, seperti adanya tais (tas tradisional) dan kelewang (parang tradisonal) yang dikenakan para penari membuat tarian menampilkan kekayaan budaya etnik NTT yang eksotik.
5. Tarian Daerah Nusa Tenggara Timur - Tari Cerana
Tari Cerana merupakan tarian daerah Kupang Nusa Tenggara Timur yang
ditampilkan untuk penyambutan tamu.Tari Cerana ditampilkan oleh penari
pria dan 6 orang penari wanita dengan menggunakan busana atau pakaian
adat daerah NTT serta iringan musik. Gerakan para
penari lebih cenderung lembut sebagai simbol kehormatan.
Awal pertunjukan penari wanita menari dengan iringan musik dan pria
bergabung dengan gerakan antara pria dan wanita berbeda. Gerakan wanita
lembut dengan ditangan sirih dan pinang untuk diberikan kepada penonton,
sedangkan penari pria dengan gerakan tangan direntangkan.
Alat musik yang digunakan adalah Sasando dengan tempo lambat dan
cenderung lembut, sehingga akan terjalin hubungan harmoni antara gerakan
dengan iringan sasando.
Kostum tari ini dengan pakaian adat. Pada rambut dengan menggunakan
konde dan sarung dari dada sampai kaki. Konde tersebut cerminan khas
kupang serta ikat kepala yang berbentuk sabit. Aksesoris tari ini
seperti kalung, gelang, dan sabuk berbentuk khas.
Penari pria dengan pakaian adat berupa baju lengan panjang kain
selampang serta sarung serta menggunakan ikat kepala serta dilengkapi
dengan kalung yang khas.
Demikian Sobat tradisi, 5 tarian daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) yang bisa kita ketahui bersama pada artikel kali ini. Sampai jumpa pada artikel selanjutnya masih tentang tradisi dan budaya masyarakat Indonesia.
sumber: http://www.tradisikita.my.id/2016/04/5-tarian-daerah-nusa-tenggara-timur.html
0 komentar:
Posting Komentar